fACebOok b-dyn fRiENDStER b-dyn baca manga

PENCARi:

Rabu, 22 September 2010

tUkANG bECak..

Ada seorang tukang becak (tubek) yang sudah mangkal dari pagi, tapi belum dapat penumpang. Akhirnya, setelah menunggu lama, dia mendapat penumpang juga, seorang ibu-ibu. Ibu-ibu itu memintanya mengantar nya ke tempat yang belum dikenalnya.

Tapi, lebih baik ke tempat yang jauh lah, daripada hari ini nggak dapat uang, pikirnya.

Sepanjang perjalanan, sang penumpang selalu bilang "belok kiri, Bang", dan "belok kanan, Bang" berkali-kali sampai si tubek bingung.

Kini mereka sudah sampai ke tempat tujuan. Ibu-ibu itu lalu menyo dorkan uang pecahan Rp. 10.000,- padanya. Namun, tubek itu menangis. Kemudian ibu-ibu itu menyodorkan uang pecahan Rp. 50.000,- padanya. Namun ia masih menangis. Akhirnya ibu-ibu itu bertanya:

"Bang, sebenarnya Anda mau dibayar berapa sih?" tanya ibu-ibu itu. "Saya nggak butuh uang, Bu", jawab tubek itu.

"Loh, mengapa Abang nggak mau uang?"

"Karena saya NGGAK TAHU JALAN PULANG Bu!!.. Waaa...!!"

Selasa, 21 September 2010

APi dAN ASap..

Suatu ketika, ada sebuah kapal yang tenggelam diterjang badai. Semuanya porak poranda. Tak ada awak yang tersisa, kecuali satu orang yang berhasil mendapatkan pelampung. Namun, nasib baik belum berpihak pada pria ini.

Dia terdampar pada sebuah pulau kecil tak berpenghuni, sendiri, dan tak punya bekal makanan. Dia terus berdoa pada Tuhan untuk menyelamatkan jiwanya. Setiap saat, dipandangnya ke penjuru cakrawala, mengharap ada kapal yang datang merapat. Sayang, pulau ini terlalu terpencil. Hampir tak ada kapal yang mau melewatinya.

Lama kemudian, pria ini pun lelah untuk berharap. Lalu, untuk menghangatkan badan, ia membuat perapian, sambil mencari kayu dan pelepah nyiur untuk tempatnya beristirahat. Dibuatnya ruman-rumahan, sekedar tempat untuk melepas lelah. Disusunnya semua nyiur dengan cermat, agar bangunan itu kokoh dan dapat bertahan lama.

Keesokan harinya, pria malang ini mencari makanan. Dicarinya buah-buahan untuk penganjal perutnya yang lapar. Semua pelosok dijelajahi, hingga kemudian, ia kembali ke gubuknya. Namun, ia terkejut. Semuanya telah hangus terbakar, rata dengan tanah, hampir tak bersisa. Gubuk itu terbakar, karena perapian yang lupa dipadamkannya. Asap membubung tinggi, dan hilanglah semua kerja kerasnya semalam. Pria ini berteriak marah, "Ya Tuhan, mengapa Kau lakukan ini padaku. Mengapa?... Mengapa?". Teriaknya melengking menyesali nasib.

Tiba-tiba...terdengar peluit yang ditiup. Tuittt.....tuuitttt. Ternyata ada sebuah kapal yang datang. Kapal itu mendekati pantai, dan turunlah beberapa orang menghampiri pria yang sedang menangisi gubuknya ini. Pria ini kembali terkejut, ia lalu bertanya, "Bagaimana kalian bisa tahu kalau aku ada disini? Mereka menjawab, "Kami melihat simbol asapmu!!"

*********************************************************

Teman, sangat mudah memang bagi kita, untuk marah saat musibah itu tiba.

Nestapa yang kita terima, tampak akan begitu berat, saat terjadi dan berulang-ulang. Kita memang bisa memilih untuk marah, mengumpat, dan terus mengeluh. Namun, teman, agaknya kita tak boleh kehilangan hati kita. Sebab, Tuhan selalu ada pada hati kita, walau dalam keadaan yang paling berat sekalipun.

Dan teman, ingatlah, saat ada "asap dan api" yang membubung dan terbakar dalam hatimu, jangan kecil hati. Jangan sesali semua itu. Jangan hilangkan perasaan sabar dalam kalbumu. Sebab, bisa jadi, itu semua adalah sebagai tanda dan simbol bagi orang lain untuk datang padamu, dan mau menolongmu.

Sebab, untuk semua hal buruk yang kita pikirkan, akan selalu ada jawaban yang menyejukkan dari-Nya. Tuhan Maha Tahu yang terbaik buat kita. Jangan hilangkan harapan itu.

Terima kasih telah membaca.
Hope you are well and please do take care.

SURat hAWa kEPAda AdAM..

Adam,
Maafkan daku jika coretan ini memanaskan hatimu. Sesungguhnya aku adalah Hawa, temanmu yang kau pinta semasa kesunyian disyurga dahulu. Aku asalnya dari tulang rusukmu yang bengkok. Jadi tidak heranlah jika perjalanan hidupku sentiasa inginkan bimbingan darimu, sentiasa mau terpelosok dari landasan, karena aku buruan syaitan.

Adam,
Maha suci Allah yang mentakdirkan kaumku lebih ramai bilangan dari kaummu di akhir zaman, itulah sebenarnya ketelitian Allah dalam urusanNya. Jika bilangan kaummu mengatasi kaumku niscaya merahlah dunia kerana darah manusia, kacau balaulah suasana. Adam sama Adam bermusuhan karena Hawa. Buktinya cukup nyata dari peristiwa Habil & Qabil pada zaman cucu cicitnya.Pun haruskan Adam beristeri lebih dari satu tapi tidak lebih dari empat pada satu waktu.

Adam,
Bukan karena ramainya isterimu yang membimbangkan aku, bukan karena sedikitnya bilanganmu yang mengusik aku, tapi aku risau, gundah dan gulana menyaksikan tingkahmu. Aku sejak dulu sudah tahu bahwa aku mesti tunduk ketika menjadi isterimu. Namun, terasa berat pula untukku menyatakan isi perkara ini.

Adam,
Aku tahu bahwa kau tahu dalam Al-Quran yang menyatakan kaum lelaki menguasai terhadap kaum wanita. Kau diberi amanah untuk mendidik aku, kau diberi tanggungjawab untuk menjaga aku, memerhatikan dan mengawasi aku agar sentiasa di dalam ridha Tuhan. Tapi Adam, nyata dan rata-rata apa yang sudah jadi pada kaumku kini, aku dan kaumku telah ramai mendurhakaimu. Ramai yang telah menyimpang dari jalan yang ditetapkan.

Asalnya Allah menghendaki aku tinggal tetap di rumah. Di jalan-jalan, di pasar-pasar, di bandar-bandar bukan tempatku. Jika terpaksa aku keluar dari rumah seluruh tubuhku mesti ditutup dari ujung kaki sampai ujung rambut.
Tapi realitanya sekarang, Hawa telah lebih dari sepatutnya.

Adam,
Mengapa kau biarkan aku begini? aku jadi ibu, aku jadi guru, itu sudah tentu katamu. Aku ibu dan guru pada anak-anak mu. Tapi sekarang diwaktu yang sama, aku ke muka menguruskan hal negara, aku ke hutan memikul senjata. Padahal kau duduk saja. Ada di antara kau yang menganggur tiada kerja. Apakah sudah hilang kasih sucimu terhadapku.

Adam,
Marahkah kau jika kukatakan andainya Hawa yang terpesona, maka Adam yang patut tanggung! Kenapa?
Mengapa begitu ADAM?
 
Ya! ramai orang berkata jika anak jahat emak bapak tak pandai mendidik, jika murid bodoh, guru yang tak pandai mengajar! Adam kau selalu berkata, Hawa memang keras kepala, tak mau dengar kata, tak mudah makan nasihat, kepala batu, pada hematku yang dhaif ini Adam,seharusnya kau tanya dirimu, apakah didikan mu terhadapku sama seperti didikan Nabi Muhammad saw terhadap isteri-isterinya?Adakah Adam melayani Hawa sama seperti psikologi Muhammad terhadap mereka? Apakah akhlak Adam-Adam boleh dijadikan contoh terhadap kaum Hawa?

Adam,
Kau sebenarnya Imam dan aku adalah makmummu, aku adalah pengikut-pengikutmu karena kau adalah ketua. Jika kau benar maka benarlah aku. Jika kau lalai, lalailah aku. Kau punya kelebihan akal manakala aku kelebihan nafsu. Akal mu sembilan, nafsumu satu. Aku, akalku satu nafsuku beribu!

Dari itu Adam pimpinlah tanganku, kerana aku sering lupa dan lalai, sering aku tergelincir ditolak sorong oleh nafsu. Bimbinglah daku untuk menyelami kalimat Allah, perdengarkanlah daku kalimat syahdu dari Tuhanmu agar menerangi hidupku. Tiuplah roh jihad ke dalam dadaku agar aku menjadi mujahidah kekasih Allah.

Adam,
Andainya kau masih lalai dengan karenamu sendiri, masih segan mengikuti langkah para sahabat, masih gentar mencegah mungkar, maka kita tunggu dan lihatlah, dunia ini akan hancur bila kaumku yang akan memerintah. Malulah engkau Adam, malulah engkau pada dirimu sendiri dan pada Tuhanmu yang engkau agungkan itu.

Senin, 06 September 2010

♥ Kisah Kerang dan Mutiara ♥

Malam ini angin berhembus lembut, permukaan laut tenang, ada sedikit cahaya rembulan menerobos masuk ke dasar laut mana seekor kerang sedang duduk menikmati suasana temaram dan tenang.

Gelombang lembut di dasar laut sana membawa pasir-pasir menari mengikuti arus bermain.

Sebutir pasir masuk ke dalam tubuh kerang, membuat sang kerang kaget.

Heiii, siapakah kau gerangan, sang kerang bertanya.

Aku adalah pasir, gelombang lautlah yang membawa aku ketempatmu.

Siapakah kau ? tanya sang pasir.

Aku kerang, penghuni dasar lautan ini.

Demikianlah perkenalan sang kerang dengan butir pasir tersebut. Perkenalan tersebut pada awalnya hampa rasanya, mungkin hanya ibarat sebutir pasir besarnya. Sampai suatu saat, sang dewi rembulan melihat persahabatan yang hampa tersebut.

Sang dewi berkata, wahai kerang tidakkah kau dapat lebih mencurahkan rasa persahabatan mu pada butir pasir lembut tersebut, dia begitu kecil dan lembut. Mulai sekarang biar aku mengajarkan bagaimana rasa persahabatan itu agar hidupmu lebih berarti.

Dengan lembut sang dewi mengajarkan, tidak sia-sia apa yang diajakan sang dewi rembulan, persahabatan antara sang kerang dengan butir pasir lembut tersebut berbuah hasil. Ada canda, ada tawa, mereka berbagi masalah.

Persahabatan itu telah merubah butir pasir lembut tersebut menjadi sebutir mutiara muda yang berwarna putih. Warna putih tersebut merupakan warisan sang dewi rembulan kepada mereka.

Di suatu siang yang terik, pada saat mereka sedang berbagi rasa di dasar laut yang berselimut pasir putih.

Tiba-tiba mereka mendengar seruan ? hai sahabat, apa yang sedang kalian lakukan ?

Sang kerang menjawab "Siapa kah engkau gerangan? "

Wahai kerang tidakkah engkau mengenali aku ? aku Surya, dewa penguasa matahari yang menyinari seluruh bumi di siang hari.

Aku melihat persahabatanmu dan mutiara muda itu tulus sekali.

Sang kerang menjawab, itu merupakan hasil didikan dewi rembulan yang lembut dan penuh cinta kasih.

"Kalau begitu, biar aku lengkapi ajaran sang dewi, biar aku ajarkan kepada kalian tentang hangatnya cinta",jawab sang matahari. Seiring terbit dan tenggelamnya mentari, sang raja surya memupuk sang kerang dan mutiara muda dengan perasaan cinta. Jatuh cintalah sang kerang dengan mutiara muda itu. Mutiara muda itu sekarang menjadi sebutir mutiara putih bersih dan berkilau mewarisi sifat sang dewa surya, dan dibalut dengan cinta sang kerang, indah sekali.

Hidup sang kerang dan butir mutiara itu indah sekali, cinta mereka tulus, berbagai duka, suka, mereka lalui bersama. Tidak ada hari-hari seindah hari-hari yang mereka lalui. Suatu hari seekor ikan yang lewat berkata kepada sang butir mutiara "wahai mutiara elok, tahun depan Raja dari kerajaan di sebarang sana akan mengadakan pemilihan mutiara terindah, tidakkah kau tertarik untuk mengikutinya, rupamu elok, aku yakin raja akan memilihmu" kata sang ikan

"Benarkah begitu ?" tanya sang mutiara.

"Aku akan menyampaikan kabar gembira ini pada sang kerang kekasihku", sambung sang mutiara.

Mulai saat itu sang mutiara rajin mempercantik diri, sang kerang juga memberinya semangat dan dorongan. Namun sang kerang tidak menyadari, keinginan besar sang mutiara untuk menang telah merubah sikap sang mutiara.

Sampai suatu hari mutiara tersebut berkata kepada sang kerang "Wahai kekasihku kerang, perlombaan itu hampir tiba saatnya, aku ingin keluar sebagai pemenang, aku ingin mencapai cita-citaku, adalah lebih baik mulai saat ini kau menjadi temanku saja, bukan seorang kekasih. Aku ingin mencurahkan seluruh perhatianku untuk lomba itu, aku tidak mau terganggu".

Kata-kata tersebut melukai perasaan sang kerang, airmata jatuh?

"Kenapa kau melakukan ini padaku, aku menyayangimu dengan segenap hatiku, tidakkah engkau tahu perasaanku, aku memang tidak mudah mengungkapkan perasaanku, aku kaku laksana kulitku yang keras, tapi mengapa?"

"Kerang yang baik, untuk apa engkau menangis, aku akan tetap menjadi sahabatmu, aku tetap akan menjaga hubungan kita" kata sang mutiara

Akhirnya tiba waktu perlombaan tersebut, sang raja langsung jatuh hati kepada butir mutiara tadi.

"Inilah mutiara terindah yang pernah aku jumpai, aku memilihnya" kata sang raja.

Akhirnya mutiara tersebut bersanding menjadi liontin sang raja. Setiap hari sang raja mengaguminya. Sang mutiara telah melupakan sang kerang, sang mutiara asik melayani sang raja.

Tinggallah sang kerang yang kembali duduk di keheningan di dasar laut sana, sepi, hampa hidup sang kerang itu. Setiap hari ia menunggu sang angin menyampaikan kabar dari sang mutiara, satu hari, dua hari, seminggu tidak ada kabar dari sang mutiara.

"Biarlah aku menitip pesanku pada sang angin untuk mutiaraku" pikir sang kerang.

"Wahai angin, sampaikan rasa rinduku pada mutiaraku yang ada di negeri seberang sana" pekik sang kerang. Sang angin menyampaikan pesan tersebut.

Namun apa kata sang mutiara indah "Angin, sampaikan kepada sang kerang, jangan ganggu aku, aku sibuk sekali melayani sang raja, dan sampaikan juga padanya untuk mencari mutiara lain saja".

Kabar ini membuat sang kerang sedih, namun dalam kesedihannya rasa sayang sang kerang terhadap sang mutiara mengalahkan rasa kecewanya,ia tetap berdoa pada Ilahi agar sang mutiara berbahagia.

Nah' sahabat dalam kehidupan nyata ini banyak persahabatan yang berakhir dengan sebuah hubungan cinta, jika kedua belah pihak punya komitmen, dan mau menanggung duka dan suka bersama-sama, hubungan itu bisa berakhir dengan sebuah jenjang pernikahan yang suci.. Namun bisa juga percintaan itu berakhir dengan sebuah permusuhan yang mengakibatkan kedua belah pihak atau salah satunya terluka, kalaupun cinta itu dapat berakhir lagi dengan sebuah persahabatan, percayalah rasa persahabatan itu akan lain, akan HAMBAR..

Luka dari Cinta itu Cuma bisa disembuhkan oleh waktu...

Apakah anda memilih menjadi kerang tersebut atau mutiara indah tersebut?

Terserah kalian masing masing kawand.. ^_^v