fACebOok b-dyn fRiENDStER b-dyn baca manga

PENCARi:

Rabu, 20 Januari 2010

APa itU CiNtA..??

Walau sudah pernah jatuh cinta, belum tentu kita bisa menjelaskan “cinta” dengan baik. Tiap orang memang punya penghayatan yang berbeda-beda. Tapi, tahu enggak, mengenali “cinta” adalah salah satu cara untuk mengenali diri?

Waktu perkenalan kita dengan cinta ketika kita deg-degan saat bertemu seorang cowok/cewek. Lalu, pada saat kita bersedia mengorbankan kepentingan diri untuk kepentingan si cowok/cewek itu, cinta mulai berperan.

Cinta dapat membuat orang menjadi bijak, arif, dan progresif, namun sebaliknya juga bisa membuat orang linglung, menderita, atau sedih berkepanjangan. Semuanya sangat tergantung penghayatan seseorang terhadap pengalaman cintanya.

Seorang psikolog, Kelley, membagi cinta menjadi tiga yaitu:

1). Cinta karena nafsu. Cinta jenis ini cenderung tak terkontrol karena hubungan antara dua orang yang atas nama cinta ini dikuasai oleh emosi yang berlebihan. Di sini istilah cinta buta berlaku.

2). Cinta pragmatis. Pada cinta jenis ini ada keseimbangan antara rasa suka dan duka, atau ada hubungan timbal balik. Sepasang insan ini cenderung dapat mengontrol perasaannya.

3). Cinta altruistik. Nah cinta yang ini biasanya dimiliki oleh ibu untuk anaknya. Biasanya disertai kasih sayang tak terbatas.

Cinta yang asyik itu kalau emosi dan rasio kita “berteman”. Memang, sih, untuk bisa sampai ke sana tidak mudah. Tapi, sebenarnya seperti apa sih cinta emosional itu? Ini, nih, ciri-cirinya:

• Adanya perasaan yang kuat atau terus-menerus (biasanya) kepada lawan jenis. Perasaan ini begitu kuatnya sehingga waktu dan energi habis-habisan dicurahkan untuk memikirkan si pacar.

• Adanya egoisme. Kita begitu menggebu, perasaan begitu senang, bahagia, karena melihat sang kekasih begitu sempurna. Pas dengan bayangan kita. Jadi, kita mencintainya karena dia bisa memenuhi kebutuhan kita. Dia bisa bak putri atau pangeran dalam imajinasi kita. Dengan demikian, cinta itu mudah luntur ketika si pacar bertindak atau bersikap yang tak sesuai dengan tipe ideal kita.

Cinta emosional ini kadang juga disebut “cinta romantis”, cinta yang bak dongeng. “Musuh” dari cinta emosional ini adalah rutinitas. Aktivitas yang itu-itu lagi membuat cinta dongeng itu melempem karena bosan atau jenuh. Selain itu, cinta emosional juga mengandung unsur erotik (berasal dari kata “eros” yang berarti dorongan seksual). Biasanya, sih, cinta model begini dianggap tidak “mantap” jika dijalani tanpa sentuhan fisik.

Nah, cinta yang asyik akan muncul bila kadar emosi itu “ditemani” oleh cinta rasional. Akal pikiran atau rasio jadi ciri cinta jenis ini. Dahsyatnya, orang yang punya cinta rasional tak mementingkan cintanya terbalas atau tidak karena yang lebih penting adalah memberi tanpa syarat/pamrih.

Menurut Erich Fromm, seorang psikoanalis amrik, cinta hanyalah memberi. Memberi adalah ungkapan kemampuan atau potensi yang paling tinggi. Dengan melihat orang yang dicintai bahagia tumbuh dan berkembang secara fisik, psikis dan spiritual, maka kita pun akan bahagia. Bahagia semacam ini muncul karena kita merasa mampu dan berarti bagi orang lain. Menurut Fromm, cinta yang berprinsip take and give bukanlah cinta sejati, tetapi cinta dagang.

Pengorbanan waktu dan energi menjadi ciri cinta rasional. Fromm menjelaskan bahwa ada beberapa unsur cinta:

• Care/peduli, kalau kita mencintai seseorang, kita harus menaruh perhatian serius pada kebahagiaan dan perkembangan pribadinya.

• Bertanggung jawab. Artinya, siap memenuhi kebutuhan psikis orang yang dicintai dan membuatnya bahagia.

• Respect/hormat. Maksudnya, kita mampu memandang dan menerima orang yang kita cintai dengan apa adanya. Paket lengkap: kebaikan maupun keburukannya. Kebanyakan orang beranggapan bahwa mencintai seseorang berarti meminta orang itu memiliki kepribadian dan perilaku seperti yang kita inginkan dan menuruti segala keinginan kita. Hubungan cinta yang ideal itu tidak saling bergantung dan tidak saling mengeksploitasi. Masing-masing mandiri, namun pada saat yang sama dapat saling memberi, saling mendukung, dan saling memperkembangkan.

Tanda-tanda cinta

Cinta merupakan hal yang sangat subyektif, satu orang dengan orang lainnya akan memaknai secara berbeda. Namun, ada tanda-tanda umum yang menunjukkan adanya perasaan cinta:

• Ada unsur ketertarikan atau kekaguman. Biasanya cinta didahului rasa ketertarikan dan kekaguman, baik itu karena tampilan fisik, karakter, sifat, kemampuan, dan hal-hal yang bersifat materi. Tiap orang juga punya daya tarik yang berbeda.

• Selalu teringat pada orang yang dicintainya, baik fisik, tingkah laku, maupun interaksi yang pernah terjadi.

• Adanya pengorbanan. Perasaan cinta menimbulkan perasaan ingin berbuat apa saja yang dapat menyenangkan atau membahagiakan orang yang kita cintai. Tapi, perlu diingat bahwa pengorbanan tidak berarti “penyerahan diri” (merendahkan diri, mengabdi, merelakan diri untuk diperlakukan apa pun).

• Ada ketertarikan seksual. Ketertarikan seksual ini diwujudkan dalam bentuk keinginan untuk dekat secara fisik (ingin terus bertemu), muncul perasaan rindu, keinginan untuk disentuh, dibelai, dicium, dan sebagainya.

Cinta pada pandangan pertama

Cinta pada pandangan pertama itu baru tahap jatuh cinta atau pesona pada ketertarikan fisik saja. Cinta seperti itu digolongkan dalam passionate love yang ditandai oleh rasa rindu yang hebat untuk bertemu. Berbeda true love yang lebih dewasa, sangat jauh dari emosi yang menggebu-gebu dan merupakan perpaduan antara rasa kasih sayang yang mendalam, pengertian, komitmen, dan keintiman. Ketertarikan atau pesona pada pandangan pertama bisa saja kemudian berubah dan berkembang menjadi true love setelah diikuti dengan proses berikutnya, yaitu perkenalan dan penjajakan.

Beda cinta dan sayang

Sebetulnya kedua hal ini adalah bagian yang berkaitan dengan perasaan, afeksi, dan emosi dalam kehidupan manusia. Keduanya adalah bagian penting yang dapat menenteramkan perasaan manusia. Hanya saja, masyarakat membedakan “cinta” itu untuk lawan jenis (cewek/cowok) dan “sayang” itu berlaku umum (ortu, saudara, teman, atau sahabat). Jika pembagiannya demikian, cinta itu mengandung unsur erotis atau gairah, sementara rasa sayang umumnya tidak mengandung erotis atau passion.

Dampak cinta bagi kita

Cinta memiliki dampak positif dan negatif dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, cinta sebetulnya membutuhkan kematangan agar cinta dapat bermakna positif bagi kehidupan kita.

• Banyak problema cinta yang cenderung menguras energi dan emosi kita seperti: putus, naksir sepihak, ngelaba alias selingkuh, dan konflik dengan pacar atau ortu. Pengalaman ini bisa mendukung kita menjadi lebih matang, atau malah sebaliknya jika belum siap, bisa menyebabkan kita menjadi kurang produktif seperti melamun, malas bergaul, prestasi menurun, dan sebagainya.

• Perasaan cinta bisa mendukung perubahan perilaku yang progresif. Cinta kadang-kadang dapat memotivasi kita untuk bertingkah laku lebih baik, misalnya seseorang yang tadinya malas belajar jadi rajin belajar, rajin gaul, dan ikut aktivitas positif lainnya.

• Sebaliknya, perasaan cinta juga dapat membuat seseorang malah menunjukkan perilaku yang regresif, ketergantungan pada orang lain, atau melakukan hal-hal negatif yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Misalnya mulai berani berbohong sama ortu dan sebagainya.

• Belajar mengenal dan menerima orang lain dalam kehidupan pribadi.

• Jika tak kuat iman, kita bisa terjebak melakukan hubungan seksual sebelum waktunya.

• Banyak berfantasi (melamun) yang jika dilakukan berlebihan merupakan tindakan memanjakan diri.

Nah, kita sudah siap mencintai seseorang? Selamat menikmati adukan rasanya. Apa pun perasaan yang melanda kita saat pacaran, itu adalah proses yang mendewasakan dan menyenangkan. Have fun!