fACebOok b-dyn fRiENDStER b-dyn baca manga

PENCARi:

Selasa, 21 September 2010

APi dAN ASap..

Suatu ketika, ada sebuah kapal yang tenggelam diterjang badai. Semuanya porak poranda. Tak ada awak yang tersisa, kecuali satu orang yang berhasil mendapatkan pelampung. Namun, nasib baik belum berpihak pada pria ini.

Dia terdampar pada sebuah pulau kecil tak berpenghuni, sendiri, dan tak punya bekal makanan. Dia terus berdoa pada Tuhan untuk menyelamatkan jiwanya. Setiap saat, dipandangnya ke penjuru cakrawala, mengharap ada kapal yang datang merapat. Sayang, pulau ini terlalu terpencil. Hampir tak ada kapal yang mau melewatinya.

Lama kemudian, pria ini pun lelah untuk berharap. Lalu, untuk menghangatkan badan, ia membuat perapian, sambil mencari kayu dan pelepah nyiur untuk tempatnya beristirahat. Dibuatnya ruman-rumahan, sekedar tempat untuk melepas lelah. Disusunnya semua nyiur dengan cermat, agar bangunan itu kokoh dan dapat bertahan lama.

Keesokan harinya, pria malang ini mencari makanan. Dicarinya buah-buahan untuk penganjal perutnya yang lapar. Semua pelosok dijelajahi, hingga kemudian, ia kembali ke gubuknya. Namun, ia terkejut. Semuanya telah hangus terbakar, rata dengan tanah, hampir tak bersisa. Gubuk itu terbakar, karena perapian yang lupa dipadamkannya. Asap membubung tinggi, dan hilanglah semua kerja kerasnya semalam. Pria ini berteriak marah, "Ya Tuhan, mengapa Kau lakukan ini padaku. Mengapa?... Mengapa?". Teriaknya melengking menyesali nasib.

Tiba-tiba...terdengar peluit yang ditiup. Tuittt.....tuuitttt. Ternyata ada sebuah kapal yang datang. Kapal itu mendekati pantai, dan turunlah beberapa orang menghampiri pria yang sedang menangisi gubuknya ini. Pria ini kembali terkejut, ia lalu bertanya, "Bagaimana kalian bisa tahu kalau aku ada disini? Mereka menjawab, "Kami melihat simbol asapmu!!"

*********************************************************

Teman, sangat mudah memang bagi kita, untuk marah saat musibah itu tiba.

Nestapa yang kita terima, tampak akan begitu berat, saat terjadi dan berulang-ulang. Kita memang bisa memilih untuk marah, mengumpat, dan terus mengeluh. Namun, teman, agaknya kita tak boleh kehilangan hati kita. Sebab, Tuhan selalu ada pada hati kita, walau dalam keadaan yang paling berat sekalipun.

Dan teman, ingatlah, saat ada "asap dan api" yang membubung dan terbakar dalam hatimu, jangan kecil hati. Jangan sesali semua itu. Jangan hilangkan perasaan sabar dalam kalbumu. Sebab, bisa jadi, itu semua adalah sebagai tanda dan simbol bagi orang lain untuk datang padamu, dan mau menolongmu.

Sebab, untuk semua hal buruk yang kita pikirkan, akan selalu ada jawaban yang menyejukkan dari-Nya. Tuhan Maha Tahu yang terbaik buat kita. Jangan hilangkan harapan itu.

Terima kasih telah membaca.
Hope you are well and please do take care.

SURat hAWa kEPAda AdAM..

Adam,
Maafkan daku jika coretan ini memanaskan hatimu. Sesungguhnya aku adalah Hawa, temanmu yang kau pinta semasa kesunyian disyurga dahulu. Aku asalnya dari tulang rusukmu yang bengkok. Jadi tidak heranlah jika perjalanan hidupku sentiasa inginkan bimbingan darimu, sentiasa mau terpelosok dari landasan, karena aku buruan syaitan.

Adam,
Maha suci Allah yang mentakdirkan kaumku lebih ramai bilangan dari kaummu di akhir zaman, itulah sebenarnya ketelitian Allah dalam urusanNya. Jika bilangan kaummu mengatasi kaumku niscaya merahlah dunia kerana darah manusia, kacau balaulah suasana. Adam sama Adam bermusuhan karena Hawa. Buktinya cukup nyata dari peristiwa Habil & Qabil pada zaman cucu cicitnya.Pun haruskan Adam beristeri lebih dari satu tapi tidak lebih dari empat pada satu waktu.

Adam,
Bukan karena ramainya isterimu yang membimbangkan aku, bukan karena sedikitnya bilanganmu yang mengusik aku, tapi aku risau, gundah dan gulana menyaksikan tingkahmu. Aku sejak dulu sudah tahu bahwa aku mesti tunduk ketika menjadi isterimu. Namun, terasa berat pula untukku menyatakan isi perkara ini.

Adam,
Aku tahu bahwa kau tahu dalam Al-Quran yang menyatakan kaum lelaki menguasai terhadap kaum wanita. Kau diberi amanah untuk mendidik aku, kau diberi tanggungjawab untuk menjaga aku, memerhatikan dan mengawasi aku agar sentiasa di dalam ridha Tuhan. Tapi Adam, nyata dan rata-rata apa yang sudah jadi pada kaumku kini, aku dan kaumku telah ramai mendurhakaimu. Ramai yang telah menyimpang dari jalan yang ditetapkan.

Asalnya Allah menghendaki aku tinggal tetap di rumah. Di jalan-jalan, di pasar-pasar, di bandar-bandar bukan tempatku. Jika terpaksa aku keluar dari rumah seluruh tubuhku mesti ditutup dari ujung kaki sampai ujung rambut.
Tapi realitanya sekarang, Hawa telah lebih dari sepatutnya.

Adam,
Mengapa kau biarkan aku begini? aku jadi ibu, aku jadi guru, itu sudah tentu katamu. Aku ibu dan guru pada anak-anak mu. Tapi sekarang diwaktu yang sama, aku ke muka menguruskan hal negara, aku ke hutan memikul senjata. Padahal kau duduk saja. Ada di antara kau yang menganggur tiada kerja. Apakah sudah hilang kasih sucimu terhadapku.

Adam,
Marahkah kau jika kukatakan andainya Hawa yang terpesona, maka Adam yang patut tanggung! Kenapa?
Mengapa begitu ADAM?
 
Ya! ramai orang berkata jika anak jahat emak bapak tak pandai mendidik, jika murid bodoh, guru yang tak pandai mengajar! Adam kau selalu berkata, Hawa memang keras kepala, tak mau dengar kata, tak mudah makan nasihat, kepala batu, pada hematku yang dhaif ini Adam,seharusnya kau tanya dirimu, apakah didikan mu terhadapku sama seperti didikan Nabi Muhammad saw terhadap isteri-isterinya?Adakah Adam melayani Hawa sama seperti psikologi Muhammad terhadap mereka? Apakah akhlak Adam-Adam boleh dijadikan contoh terhadap kaum Hawa?

Adam,
Kau sebenarnya Imam dan aku adalah makmummu, aku adalah pengikut-pengikutmu karena kau adalah ketua. Jika kau benar maka benarlah aku. Jika kau lalai, lalailah aku. Kau punya kelebihan akal manakala aku kelebihan nafsu. Akal mu sembilan, nafsumu satu. Aku, akalku satu nafsuku beribu!

Dari itu Adam pimpinlah tanganku, kerana aku sering lupa dan lalai, sering aku tergelincir ditolak sorong oleh nafsu. Bimbinglah daku untuk menyelami kalimat Allah, perdengarkanlah daku kalimat syahdu dari Tuhanmu agar menerangi hidupku. Tiuplah roh jihad ke dalam dadaku agar aku menjadi mujahidah kekasih Allah.

Adam,
Andainya kau masih lalai dengan karenamu sendiri, masih segan mengikuti langkah para sahabat, masih gentar mencegah mungkar, maka kita tunggu dan lihatlah, dunia ini akan hancur bila kaumku yang akan memerintah. Malulah engkau Adam, malulah engkau pada dirimu sendiri dan pada Tuhanmu yang engkau agungkan itu.