fACebOok b-dyn fRiENDStER b-dyn baca manga

PENCARi:

Kamis, 14 April 2011

3 tANdA- tANdA AkAN PUtUS hUbUNGan PACaran..


Setalah sekian lama pacaran, apakah anda merasakan beberapa hal berikut ? bila ia, ada kemungkinan hubungan percintaan anda akan segera berakhir. Sebetulnya tanda-tanda ini tidak mutlak. Sesuai dengan kondisi pribadi masing-masing orang. Nah, Berikut ini 3 tanda-tanda hubungan pacaran anda akan segera berakhir :




1. Tak lagi saling mendengarkan
Saat Anda dan pasangan tak saling mendengarkan satu sama lain, maka tak akan pernah ada komunikasi yang baik. Komunikasi buruk adalah awal kehancuran fondasi sebuah rumah tangga. Untuk itu, Anda dan pasangan memerlukan kehadiran orang ketiga yang bersifat netral untuk menjadi penengah.
2. Berkelahi terus-menerus
Tiada hari tanpa berkelahi, sampai Anda dan pasangan tak lagi bisa menyebutkan penyebab awal yang memicu perkelahian. Cara berkomunikasi tak lagi sehat, hanya ada teriakan dan kata-kata kasar yang keluar dari mulut Anda dan pasangan. Hal ini harus lekas diatasi. Penasihat pernikahan akan menjadi media dan penengah bagi Anda dan pasangan.
3. Tak bisa memaafkan
Anda tak bisa memaafkan kesalahan pasangan apapun alasanya. Kehidupan Anda diliputi dendam dan amarah. Seorang penasihat pernikahan akan membantu Anda memperbaiki jiwa dan hati yang telah “rusak”. Ia akan membantu Anda melepaskan kemarahan, sehingga jiwa Anda pun kembali tenang. sumber : yahoo. News

Senin, 04 April 2011

CERitA, "SANdAL jEPit & SEPAtU"..

Disebuah toko sepatu dikawasan perbelanjaan termewah di sebuah kota, Nampak di etalase sebuah sepatu dengan anggun diterangi oleh lampu yang indah. Dari tadi dia Nampak jumawa dengan posisinya, sesekali dia menoleh ke kiri dan ke kanan untuk memamerkan kemolekan designnya, haknya yang tinggi.

Pada saat jam istirahat, seorang pramuniaga yang akan makan siang meletakkan sepasang sandal jepit tidak jauh dari letak sang sepatu.

“Hai sandal jepit, sial sekali nasib kamu, diciptakan sekali saja dalam bentuk buruk dan tidak menarik”, sergah sang sepatu dengan nada congkak.

Sandal jepit hanya terdiam dan melemparkan sebuah senyum persahabatan.

“Apa menariknya menjadi sandal jepit?, tidak ada kebanggaan bagi para pemakainnya, tidak pernah mendapatkan tempat penyimpanan yang istimewa, dan tidak pernah disesali pada saat hilang, kasihan sekali kamu”, ujar sang sepatu dengan nada yang semakin tinggi dan bertambah sinis.

Sandal jepit menarik nafas panjang, sambil menatap sang sepatu dengan tatapan lembut, dia berkata “Wahai sepatu yang terhormat, mungkin semua orang akan memiliki kebanggaan jika memakai sepatu yang indah dan mewah sepertimu. Mereka akan menyimpannya ditempat yang terjaga, membersihkannya meskipun masih bersih, bahkan sekali-sekali memamerkan kepada sanak keluarga maupun tetangga yang berkunjung ke rumahnya”. Sandal jepit berhenti sejenak dan membiarkan sang sepatu menikmati pujiannya.

“Tetapi sepatu yang terhormat, kamu hanya menemaninya di dalam kesemuan, pergi ke kantor maupun ke undangan-undangan pesta untuk sekedar sebuah kebanggaan. Kamu hanya dipakai sekali saja. Bedakan dengan aku. Aku siap menemani kemana saja pemakaiku pergi, bahkan aku sangat loyal meski dipakai ke toilet ataupun kamar mandi. Aku memunculkan kerinduan bagi pemakaiku. Setelah dia seharian dalam cengkeraman keindahanmu, maka manusia akan segera merindukanku. Karena apa wahai sepatu? Karena aku memunculkan kenyamanan dan kelonggaran. Aku tidak membutuhkan perhatian dan perawatan yang special. Dalam kamus kehidupanku, jika kita ingin membuat orang bahagia maka kita harus menciptakan kenyamanan untuknya”, Sandal jepit berkata dengan antusias dan membiarkan sang sepatu terpana.

“Sepatu ! Sahabatku yang terhormat, untuk apa kehebatan kalau sekedar untuk dipamerkan dan menimbulkan efek ketakutan untuk kehilangan. Untuk apa kepandaian dikeluarkan hanya untuk sekedar mendapatkan kekaguman.” Sepatu mulai tersihir oleh ucapan sandal jepit.

“Tapi bukankah menyenangkan jika kita dikagumi banyak orang”, jawab sepatu mencoba mencari pembenar atas posisinya. Sandal jepit tersenyum dengan bijak “Sahabatku! Ditengah kekaguman sesungguhnya kita sedang menciptakan tembok pembeda yang tebal, semakin kita ingin dikagumi maka sesungguhnya kita sedang membangun temboknya”.

Dari pintu toko nampak sang pramuniaga tergesa-gesa mengambil sandal jepit karena ingin bersegera mengambil air wudhu. Sambil tersenyum bahagia sandal jepit berbisik kepada sang sepatu.

“Lihat sahabatku, bahkan untuk berbuat kebaikan pun manusia mengajakku dan meninggalkanmu”.

Sepatu menatap kepergian sandal jepit ke mushola dengan penuh kekaguman seraya berbisik perlahan “Terima kasih, engkau telah memberikan pelajaran yang berharga sahabatku, sandal jepit yang terhormat”.

~~~

Sahabat... Semoga dari cerita sandal jepit dan sepatu ini bisa menjadi bahan renungan bagi kita semua.


(Dikutip dari : buku floeksi edisi 43)